Logo Miraculum Mundi

Produk My Miracle World

Jumat, 03 Juni 2011

JAMU 10 - Traditional Medicine in Indonesia - Pipisan Jamu

JAMU 10 - Traditional Medicine in Indonesia - Pipisan Jamu


http://mcdurieux.com/indostan/indo/images/u/u087.jpg



PIPISAN DJAMOE

Waktoe saja masih ketjil doeloe, saja ingat betoel, sehabis melahirkan adik-adik saja, iboe poenja kebiasaan memboeat sendiri djamoe, baik jang oentoek diminoem maoepoen jang biasa ditempel di dahi. Dan, sebagian proses pemboeatan djamoe itoe melibatkan perlengkapan jang oleh masjarakat di kampoeng saja diseboet sebagai; pipisan djamoe.


Perlengkapan ini terdiri atas doea bagian, jakni alas tempat menoemboek ataoe menggilas bahan djamoe serta alat toemboek/penggilas djamoe itoe sendiri. Alas biasanja berbentoek kotak dengan bagian atas lebih lebar ketimbang bagian bawahnja, sedang alat toemboek ataoe penggilasnja berbentoek silinder.

Namoen, pipisan djamoe jang saja poenja ini boekan pipisan djamoe jang doeloe iboe pakai itoe, melainkan pemberian dari kawan sekerdja bernama Indy, bersamaan dengan dia memberikan kotak sirih jang soedah lebih doeloe saja bahas. Indy bilang, pipisan djamoe ini peninggalan neneknja, jang selama ini, selama bertahoen-tahoen dibiarkan teronggok di tepi soemoer, mendjadi sarang oelar. Wadoeh, ngeri djoega...


http://koleksibarangdjadoel.blogspot.com/2008/12/pipisan-djamoe.html     



PIPISAN DJAMOE





Pipisan djamoe ini melengkapi koleksi benda seroepa, di mana koleksi jang pertama doeloe saja dapat dari kawan sekerdja, Indy. Kali ini saja bawa pipisan djamoe dari kampoeng halaman, peninggalan ejang saja, jang kini soedah tidak digoenakan lagi. Oekoerannja lebih ketjil, moengkin setengahnja bahkan, dibanding pipisan djamoe terdahoeloe.


http://koleksibarangdjadoel.blogspot.com/2009/01/pipisan-djamoe2.html      




PIPISAN

Cara menyari dengan alat pipisan ini merupakan cara pembuatan obat tradisional khas Indonesia. Cara ini biasanya digunakan untuk bahan baku segar (seperti daun, biji, bunga, rimpang) dan jarang digunakan untuk bahan keras (kayu, klika, dan akar). Bahan yang telah dipilih dan telah dibersihkan kemudian dihaluskan dengan bantuan sedikit air matang dengan alat pipisan.
Cara menghaluskannya mula-mula ditumbuk kemudian digerus. Masa yang sudah halus dan mengandung air diperas melalui kalo (saringan dari anyaman bambu) atau kain kasa, hingga diperoleh 1/4 cangkir jamu. Jika perasan belum mencapai 1/4 cangkir dapat ditambah air matang secukupnya melalui ampasnya kemudian diperas lagi.
Jika diperlukan dapat ditambah garam sedikit, gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Jika tidak memiliki alat pipisan, cara ini dapat dilakukan dengan blender.


http://obtrando.wordpress.com/keb-tata-cara-pembuatan-berbagai-sediaan-obat-tradisional/       





Batu Pipisan dan Gandhik

Lokasi :Kabupaten Garut


Penelitian di Kecamatan Wanaraja yang dilakukan Tim Balai Arkeologi (Balar) Bandung ditujukan disebuah temuan batu oipisan dan penggilingan (Jw. Gandhik). Kedua banda tersebut ditemukan di halaman rumh Bpk. Engkar bin Sugandi, Kampung Sindangsari RT 03/02, Desa Cinunuk. Lokasi penemuan merupakan suatu perkampungan padat penduduk. Secara geografis wilayah ini berada pada koordinat 7º 10’ 40’ LS dan 107º 57’ 53’ BT. Bentang alam daerah tersebut merupakan pedataran vulkanik dengan ketinggian sekitar 700 m. di atas permukaan laut. Sungai yang ada adalah sungai cisangkan yang merupakan anak sungai Cimanuk yang mengalir di sebelah barat laut situs.
Batu piipisan dan batu penggilingan tersebut ditemukan Bpk. Engkar ketika menggali tanah untuk pondasi bangunan. Menurut keterangganya, ketika ditemukan nbatu pipisan dengan batu penggilingan terpisah pada jarak sekitar 50 Cm.
Kedua benda cagar budaya tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut. Permukaan batu pipisan sangat halus. Pada bagian depn berbentuk melengkung, sedangkan bagian belakang berbentuk datar. Penampang lintang berbentuk segi tiga. Pada bagian bawah terdapat dua buah kaki. Ukuran batu, panjang 31 cm, lebar 15 cm. tinggi keseluruhan 15 cm. tebal bagian atas 3 cm. tebal kaki bagian depan 3,5 cm. Sedangkan bagian belakang 5 cm. benda tersebut terbuat dari batu pasir kasar dan bersifat padu.
Batu penggilingan berbentuk silinder. Permukaanya  juga sangat halus. Ukuran batu, panjang 16,5 cm. diameter 6 cm. bahan yang dipakai daribatu pasir arkose. Kedua benda tersebut sampai sekarang disimpan di Bapak Engkar.
Batu pipsan dan penggilingan (gandhik) berfunsi untuk menghaluskan ramuan obat. Tanda adanya pemakaian terlihat dari permukaanya yang halus. Pada beberapa candi Jawa Tengah (misalnya ; Borobudur) terdapat relief yang menggambarkan orang meramu obat. Sampai sekarang batu pipisan dan gandhik, belum pernah ditemukan dalam satu konteks dengan tinggalan masa pra-sejarah. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa benda arkeologis tersebut secara kronologis berasal dari masa klasik, mungkin dari jaman kerajaan Sunda Kuno.( Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut ).


http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/des-det.php?idobj=439&lang=undefined        




Batu giling


Batu giling.

Batu Giling adalah satu alat yang digunakan bagi penyediaan bahan memasak. Ia merupakan satu alatan penting pada masa dahulu dan digunakan bagi menghancurkan rempah-ratus yang akan digunakan bagi memasak. Ia biasanya terdiri daripada dua bahagian, iaitu batu hampar dan batu penggiling (anak).
Kegunaan bagi giling berbeza dengan lesung batu dari segi batu giling digunakan bagi menghancurkan bahan dengan lebih lumat dan halus.


http://ms.wikipedia.org/wiki/Batu_giling




Batu Giling

Batu giling diperbuat daripada batu dan terdiri daripada dua komponen iaitu ibu dan anak. Walaupun begitu, kini batu giling juga diperbuat daripada simen. Ibu adalah bahagian dasar batu giling yang digunakan untuk meletakkan bahan-bahan untuk digiling, sementara anak pula ialah anak batu yang digunakan untuk menggiling bahan gilingan di atas ibu. Cara menggiling adalah anak digerakkan dengan memegang bahagian kiri dan kanannya secara sorong tarik. Tujuannya agar bahan gilingan dapat digiling dengan serata. Batu giling biasanya digunakan untuk menggiling cili, rempah, kelapa, kacang dan bahan-bahan lain. Dengan cara menggiling, bahan gilingan mudah lumat. Biasanya menggiling dilakukan secara duduk atau berdiri.


http://malaysiana.pnm.my/Alat%20Tradisonal/dapur_batugiling.htm
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1312/batu-giling
    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar